Sabtu, 11 Oktober 2008

komunitas dan gerakan literasi

Komunitas dan Gerakan Literasi



Sore (Sabtu, 23/02/08) itu saya duduk di sebuah sofa cokelat gelap di
antara rak perpustakaan Diknas Senayan. Di hadapan saya telah berjejer
lima wanita penulis yang berseri dengan senyumnya. Kelima wanita itu :
Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Nasanti, Sri Sarining Diyah, dan Pritha
Wibisono.



Dengan diawali perkenalan yang sangat hangat itu, kelima wanita itu
kemudian mengutarakan pendapatnya tentang peran komunitas dalam
gerakan sosial dan literasi di Indonesia . Sri Sarining Diyah, yang
akrab dipanggil Ari itu mengemukakan, Multiply Indonesia yang
dikoordinirnya berusaha membuat event yang senantiasa bermanfaat bagi
masyarakat sekitar. Multilply Indonesia tidak ingin hanya menjadi
ajang kongkow dan nostalgia para pegiatnya.



Ia mengemukakan bahwa saat ini langkah konkret Multiply Indonesia
untuk membantu gerakan sosial dan literasi adalah bekerja sama dengan
penerbit LingkarPena menerbitkan buku One Gigabyte of Love. Sesuai
rencana, hasil royalti penjualan buku ini akan didedikasikan kepada
Taman Bacaan Rumah Cahaya Penjaringan, Jakarta Utara, yang telah
digusur dan sedang repot mencari tempat baru.



Selain itu, gerakan yang dikampanyekan oleh Asma Nadia dengan
"Perempuan Indonesia Menulis"-nya juga menarik untuk disimak. Melalui
milis yang diasuhnya, pembacaanadia@ yahoogroups. com, Asma Nadia
berjibaku mewujudkan misinya itu. Dan buah nyata dari gerakannya itu
adalah dengan telah lahirnya buku Catatan Hati di Setiap Sujudku. Ya,
buku ini merupakan buku yang disusun Asma Nadia bersama pembacanya.



Forum diskusi bertajuk "Ruang Komunitas dalam Halaman Buku" ini memang
bermaksud untuk menggairahkan peran komunitas – terutama komunitas
maya – terhadap gerakan literasi lokal. Karena selama ini, komunitas
maya tersebut terasa belum memaksimalkan peran strategis yang satu ini.



Hal ini dibenarkan oleh Wien Muldian, seorang Librarian Perpustakaan
Diknas Senayan sekaligus penggagas Forum Indonesia Membaca,
"Seharusnya komunitas maya dapat mengambil peran dalam mendukung
kebutuhan naskah untuk penerbitan buku.," katanya, " dengan kata lain,
bila saja komunitas maya memiliki editor yang kuat untuk mengolah
naskah-naskah yang ditulis oleh masing-masing penulis yang terlibat
dalam komunitas itu, insya Allah peran komunitas maya dapat lebih
maksimal. Mailing list atau blog yang ada juga dapat berfungsi sebagai
agen literasi," tambahnya.



Pada akhirnya, diskusi yang diselenggarakan oleh Lingkar Pena
Publishing ini memang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap
kemajuan gerakan literasi di Indonesia . Sebab, sungguh benar apa yang
dikatakan oleh Helvy Tiana Rosa, Kesuksesan sejati adalah saat kita
membuat orang lain bahagia." Tabik. (Ratno Fadillah)

Tidak ada komentar: