Sabtu, 11 Oktober 2008

komunikasi kreatifVS komunikasi destruktif

Seberapa sering Anda berharap ketika berkomunikasi dengan
teman atau kerabat terdekat, ingin menghasilkan sesuatu signifikansi(
keberartian)
pada diri Anda atau keuntungan dikedua belah pihak?

Berkomunikasi bukanlah sekedar eksistensi atau
aktifitas-aktifitas yang mencakup berbicara, dan mendengarkan, luas
daripada
itu komunikasi tidak saja membutuhkan perangkat intelijensia
sebagaimana yang
lazim sering kita lakukan, namun juga `kreativitas'.

Dalam prolog singkat ini, saya ingin membagi sedikit
pengetahuan tentang bagaimana cara seseorang memiliki komunikasi yang
berdaya eksplosif
positif pada hidupnya.

Tips ini barangkali
akan sedikit membantu Anda untuk memancing daya keterampilan
kreativitas dan
komunikasi Anda naik dari tingkatan sebelumnya.

Ada dua kecenderungan alam, penciptaan dan penghancuran. Teori
kastrofi yang
diperkenalkan pada tahun 1968 oleh ahli matematika Perancis, Rene Thom
berkesimpulan `penciptaan itu sulit sebaliknya penghancuran itu mudah'.

Di level sosial, komunikasi merupakan titik mulai, baik bagi
penciptaan maupun penghancuran, kemudian komunikasi juga merupakan
tindakan
awal berinovasi.

Komunikasi dibagi dua tipe : komunikasi kreatif dan
komunikasi destruktif.

Komunikasi kreatif adalah komunikasi apapun yang menciptakan
perasaan-perasaan positif (kesenangan, kebahagiaan) , pengertian
(keharuan,
curahan perhatian), hubungan, keinginan untuk bekerja.

Komunikasi kreatif meliputi :
- Menggunakan zona-zona yang nyaman (jarak,ruang)
- Menggunakan isyarat-isyarat terbuka yang menunjukan minat
(postur,gestur)
- Mendengarkan dengan penuh perhatian (aktif)
- Menerima informasi
- Mendukung munculnya ide (non-verbal dan verbal,
termasuk pendorong kreatifitas)

Komunikasi destruktif adalah kebalikannya, komunikasi ini
menghancurkan perasaan-perasaan positif dan menghilangkan keinginan apapun
untuk berkomunikasi lebih jauh.

Komunikasi destruktif meliputi :
- Menghancurkan zona-zona nyaman (jarak, ruang)
- Menggunakan isyarat-isyarat tertutup, pasif, agresif,
ataupun isyarat-isyarat negatif lainnya.
- Menolak mendengar, atau menggunakan cara mendengar yang
pasif/agresif.
- Melontarkan "pukulan" (interupsi, ancaman, kritik,
ucapan-ucapan ofensif, pembungkaman kreatifitas) .

Percaya atau tidak, sebagian besar orang-orang jenius atau
kreatif telah membuktikan bahwa berkomunikasi kreatif jauh bermanfaat
ketimbang
berkomunikasi dengan cara destruktif. Sekarang manakah tipe yang Anda akan
pakai demi memperbaiki kualitas kreativitas dan komunikasi Anda?

Pustaka
Aleinikov, G Andrei. Megakreativitas, Lima Langkah
Menuju Cara Berpikir Seorang Jenius.

Tidak ada komentar: